Bulan purnama

Ini Keindahan Purnama Suci di Segara Anak

Bulan purnama meriah di Segara Anak, danau yang ada di Gunung Rinjani, Pulau Lombok. Tua muda berjalan mendaki gunung ini untuk melakukan ritus bulanan, purnama penuh. Di bulan yang indah itu, Suku Sasak meramaikannya dengan pemeluk agama Hindu.

Iring-iringan kecil acap ditemui sejak dua hari sebelum purnama. Mereka menyusuri rute Senaru-Puncak Sangkareang-Segara Anak dan Sembalun Lawang-Segara Anak. Ini yang menyebabkan hari-hari sebelum purnama itu suasana pendakian ke puncak Gunung Rinjani lebih ramai ketimbang hari-hari biasa.

ā€œIya, ini kan jelang purnama,ā€ kata Made (28), yang juga mengikuti acara yang disebut sebagai ritus tabur mas itu.

Menurut warga yang tinggal di Kota Mataram itu, saban bulan purnama Gunung Rinjani didatangi untuk upacara itu. Namun menurutnya, selain Rinjani, tepatnya Segara Anak, acara ini juga marak di Pura Lingsar yang ada di Kota Mataram. Apakah acara itu untuk umat Hindu?

ā€œSing, Suku Sasak juga banyak ikut. Mereka ikut di Segara Anak, di Lingsar, juga di Rambitan. Dulu malah di Sade juga. Tapi sekarang tidak,ā€ kata lelaki yang nenek-moyangnya berasal dari Bali itu.

Di acara Segara Anak itu, Suku Sasak biasanya membaur dengan para pemeluk agama Hindu. Mereka memberi sesaji di gigir danau dan di Gunung Baru, yang merupakan anak Gunung Rinjani. Mereka ā€˜dikelompokkanā€™ sebagai pengikut ā€˜Islam Wetu Teluā€™, sebuah istilah yang merujuk pada pemeluk agama Islam yang belum sepenuhnya menjalankan syariat Islam.

Menurut sejarawan daerah ini, penyebutan Islam Wetu Telu itu dilakukan Belanda. Itu karena ritus yang dilakukan selalu hitungan tiga. Pusat ajaran ini selain ada di Bayan dan Rambitan, juga terdapat di daerah Lombok Timur, yaitu di Rambanbiak yang sekarang berganti nama Dasan Baru.

ā€œTapi kini sudah makin jarang ditemui. Itu tinggal yang tua-tua. Generasi baru syariatnya makin bagus dan mereka sudah tidak lagi mengamini generasi sebelumnya,ā€ katanya.

Agama Islam di Pulau LombokĀ  disebarkan Sunan Giri Prapen yang berasal dari Gresik, Jawa Timur. Dalam penyebaran itu, banyak unsur lokal yang masuk di ajaran ini. Dalam proses waktu, Islam yang tumbuh di Pulau Lombok Ā tidak kental syariatnya, karena percampuran dengan banyak paham yang sebelumnya telah berkembang di pulau ini.

Dari Hindu menuju era Buddha dikenal dengan ā€˜agama Budha-Budiā€™, dan tatkala Islam menjamur di wilayah ini, melahirkan ā€˜Islam wetu teluā€™, karena ritus yang dijalankan selalu bersendi pada hitungan tiga.

Ritus ini sebenarnya tidak jauh beda dengan Kejawen di Jawa, yang hakekatnya adalah sinkretisme. Akulturasi dari berbagai paham yang membentuk paham baru, yang saban daerah punya sebutan masing-masing.

Namun di tahun 1965 ajaran ini mengerucut pada keyakinan induknya. Yang cenderung meyakini Buddha kembali ke asalnya, juga yang Hindu atau pun Islam. Itu karena di tahun itu terjadi represi politik, yang membuat pemeluk sinkretisme ini merasa terancam. Djoko Suā€™ud Sukahar

Share
2017-05-02
x

Check Also

Manfaat Daun Sirsak, Mampu Atasi 12 Jenis Kanker

Sirsak atau Peruvian Graviola ternyata sejak 25 tahun lampau sudah diketahui ampuh jadi pelawan sel ...

Alat Pertanian Buatan Indonesia Diminati Afrika dan Eropa

Tampil di Salon International de lā€™Agriculture au Maroc (SIAM) Meknes ke-16 yang digelar di Meknes, ...

Kemenkes: Kasus Malaria RI Masih Tertinggi Kedua di Asia

JAKARTA ā€” Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat adanya penurunan angka kejadian malaria berkisar 25.000 kasus ...

Exit mobile version