Tren Konsumsi Frozen Food Meningkat, Nilai Pasarnya Mencapai Rp200 Triliun

Pasar makanan beku, atau frozen food di Indonesia kini mencapai nilai fantastis hingga Rp200 triliun, menurut data yang dikeluarkan oleh Jakpat. Hal ini mencerminkan peningkatan signifikan akibat gaya hidup urban yang semakin sibuk.

Tren konsumsi frozen food kian berkembang didorong oleh kebutuhan akan makanan yang praktis dan mudah diolah.

Survei yang dilakukan oleh Jakpat terhadap 1.245 responden mengungkapkan kategori makanan beku yang paling diminati, alasan konsumen memilihnya, dan faktor yang memengaruhi keputusan pembelian.

Hasil survei menunjukkan bahwa produk olahan daging seperti sosis, nugget, dan bakso menjadi pilihan utama, disukai oleh 91% responden.

Berikutnya, 63% responden menyukai camilan beku seperti kentang goreng dan donat. Daging frozen juga cukup diminati oleh 57% responden, sementara sayur dan buah beku dikonsumsi oleh 31%.

Kemudahan dalam persiapan menjadi alasan utama bagi 86% konsumen memilih makanan beku. Selain itu, faktor seperti penyimpanan yang mudah dan masa simpan yang panjang juga menjadi daya tarik.

Gaya hidup praktis ini lebih banyak terlihat pada generasi Milenial yang cenderung memilih solusi cepat dalam aktivitas sehari-hari.

Menurut Research Lead Jakpat, Septiana Widi Sugiastuti, makanan beku sangat relevan bagi kaum urban, terutama Milenial.

“Promosi produk dengan menonjolkan kepraktisan, kebersihan, dan nilai gizi dapat menarik konsumen. Selain itu, desain produk yang menggambarkan kesegaran dan kualitas premium juga mampu meningkatkan daya tarik,” jelasnya.

Nilai gizi menjadi salah satu pertimbangan penting bagi konsumen makanan beku. Sebanyak 63% responden menyukai produk tanpa pengawet, sementara 57% menilai kandungan protein tinggi sebagai nilai tambah.

Selain itu, 55% responden memperhatikan ketiadaan pewarna tambahan dan bahan kimia dalam produk yang mereka pilih.

Responden dengan anak cenderung lebih peduli pada informasi gizi. Sebanyak 42% dari mereka rutin memeriksa nilai gizi pada kemasan, dibandingkan hanya 31% dari responden tanpa anak yang melakukan hal serupa.

“Penting bagi produsen untuk menekankan bahwa metode pembekuan modern, seperti flash freezing, dapat menjaga kandungan nutrisi makanan dengan baik. Metode ini mampu mempertahankan vitamin, mineral, rasa, dan tekstur makanan,” kata Septiana.

Dengan demikian, makanan beku atau frozen terus menjadi pilihan populer di Indonesia, khususnya di kalangan masyarakat urban.

Dengan promosi yang menyoroti kepraktisan, kebersihan, dan nilai gizi, serta inovasi dalam metode pembekuan, pasar frozen food memiliki potensi yang sangat besar untuk terus berkembang di masa depan.***

Share
2024-12-03
x

Check Also

Mendagri Tunjuk Tedjowulan Pimpin Karaton Surakarta Sementara Usai Wafatnya Paku Buwono XIII

Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat resmi mengalami kekosongan kepemimpinan setelah wafatnya Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan (ISKS) ...

Update Harga Emas Pegadaian 5 November 2025

Harga emas Pegadaian pada Rabu, 5 November 2025, tercatat stabil dibanding hari sebelumnya. Berdasarkan data resmi ...

Tips Aman Menyimpan Uang di Aplikasi Digital agar Tidak Kena Tipu

Menyimpan uang kini tak lagi harus di bank konvensional. Aplikasi digital seperti dompet elektronik dan ...

Exit mobile version