Jumlah tenaga dokter antar satu daerah di NTB mengalami ketimpangan. Sebagian besar dokter masih lebih suka bertugas di Kota Mataram dibandingkan daerah kabupaten/kota lain.
Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Nurhandini Eka Dewi menyebutkan, jumlah dokter di Mataram bisa mencapai 200 orang. Sedangkan di kabupaten lain tenaga dokter antara 50-60 orang dokter. Sementara jumlah penduduknya sangat banyak dengan wilayah yang lebih luas.
Seperti di Lombok Barat memiliki penduduk sekitar 600 ribu orang, sementara dokternya 80 orang. Sementara Mataram penduduknya di angka 400 ribu, sementara dokternya 200 orang. ”Jadi ada ketidak merataan distribusi (dokter), tidak merata,” kata Dewi.
Meski ia bisa memaklumi bahwa di Mataram ada fakultas kedokteran, rumah sakit banyak, serta fasilitas lebih lengkap. Tapi dengan kondisi ini, bisa ia simpulkan bahwa dari sisi jumlah dokter di NTB juga masih kurang. Sementara dari sisi distribusi juga masih belum merata.
Untuk menyiasati hal ini, rumah sakit di kabupaten lain mengangkat dokter dengan sistem kontrak. Tapi itu pun mengalami kendala karena tenaga yang bisa dikontrak terbatas. Sebab syarat untuk dikontrak, seorang dokter harus memenuhi berbagai persyaratan seperti harus lulus, kemudian intensif selama setahun, memiliki STR baru kemudian bisa dikontrak. ”Karena pembinaan SDM jangka panjang sifatnya,” katanya.
Dari sisi dukungan anggaran kesehatan, Dinas Kesehatan meminta agar sektor kesehatan diberi jatah 5-10 persen untuk pelayanan kesehatan, tetapi banyak yang belum mencapai itu. Kalau provinsi sudah mencapai 10 persen, sementara daerah lain yang belum akan didorong secara pelan-pelan.