MATARAMPOS.COM – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi NTB, dr Nurhandini Eka Dewi menyebutkan hingga kini angka kasus anak yang terinfeksi Covid-19 di NTB semakin meningkat, jumlahnya sudah mencapai 410 orang. Seiring dengan itu, tingkat kesembuhanpun juga cukup tinggi. “Kasus anak yang positif sebanyak 410, dengan perincian 334 orang sudah sembuh, 69 orang masih dirawat, tujuh orang meninggal dunia”, ungkapnya.
Anak-anak yang terinfeksi Covid-19 di NTB tersebut didominasi oleh anak-anak usia sekolah dan remaja. Ada 115 orang kelompok usia balita, 295 orang anak-anak usia sekolah dan remaja. Dengan rincian sebanyak 298 orang laki-laki dan 171 orang perempuan.
Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah menegaskan, tidak ada kaitan tingginya angka kasus anak usia sekolah yang terpapar Covid-19 dengan dibukanya sekolah yang menyebabkan tingginya angka kasus ini. Sekolah belum secara keseluruhan di buka dengan sistem pembelajaran tatap muka. “Tidak bisa kita klaim karena dibuka sekolah peningkatan kasus anak yang positif Covid. Karena sekolah juga baru beberapa yang buka,”tegasnya.
Ia juga mengatakan, bagi sekolah yang berada di zona kuning diizinkan membuka sistem pembelajaran tetap muka dengan memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Menurutnya dengan dibuka sekolah agar jadikan sebagai media edukasi kepada peserta didik untuk lebih ketat menerapkan protokol Covid-19. “Jadikan sekolah itu sebagai media edukasi untuk anak-anak kita supaya di dalam sekolah full penerapan protokol Covid,”katanya.
Di sekolah peserta didik tidak boleh ada yang tidak menggunakan masker tapi tetap digunakan sampai pulang. Kemudian tetap jaga jarak serta sekolah juga diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada peserta didik serta diajarkan untuk bagaimana mencuci tangan yang baik. “Justru dengan masuknya anak-anak sekolah dijadikan sebagai tempat edukasi, supaya pas pulang ke rumah anak-anak lebih kuat,”sambungnya.
Meski angka kasus anak yang terkonfirmasi positif Covid cukup tinggi, Wagub yang juga selaku ketua Gugus Tugas Provinsi NTB belum ada rencana untuk melakukan rapid test massl di sekolah. “Ya nggak ada rencana (rapid test) di sekolah. Karena yang terpenting anak masuk sekolah tidak boleh kondisi badan dengan suhu tinggi, batuk pilek tidak boleh masuk. Intinya yang sakit tidak boleh masuk,”tegasnya.