Pola Hidup Sehat Karena Pandemi Covid-19

MATARAMPOS – Mulfiani (41 tahun), bekerja sebagai guru di salah satu Sekolah Dasar Gratis khusus kaum dhuafa  (tidak mampu). Selama pandemi covid, sekolah ini tidak menjalankan belajar online, karena keterbatasan fasilitas dan kondisi para anak murid yang tidak memungkinkan untuk menjalankan belajar online. Maka, pembelajaran tatap muka tetap dilakukan namun tidak setiap hari.

 

“Kami ga ada sekolah online, tetap PTM tapi hanya 2 kali dalam seminggu saja, selebihnya kami kasih tugas aja”, ujar ibu anak 2 ini.

 

Dengan sepeda motor yang dikendarainya untuk mengajar, Ibu yang berparas manis ini menghabiskan waktu sekitar 30 menit perjalanan dari rumah menuju ke sekolah. Tiba di sekolah, seluruh anak murid yang berjumlah sekitar 60 siswa ini menjalankan protokol kesehatan sebelum memulai belajar.

 

“Kebiasaan anak-anak sebelum belajar, bersihkan ruangan belajar, cuci tangan, pakai masker, di cek suhu badan dan jaga jarak pas lagi belajar, udah gak perlu disuruh lagi”, kata Imul panggilan sehari-harinya.

 

Menjalankan protokol kesehatan selama pandemi, menjadikan pola hidup yang baru yang sangat banyak membawa keuntungan kepada diri sendiri khususnya dan juga untuk lingkungan sekolah pada umumnya. Pola hidup sehat dengan menerapkan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) ini bukan hanya karena aturan pemerintah saja, namun jika memang benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka akan menjadikan kesehatan diri yang lebih baik dan juga membawa kebahagiaan tersendiri.

 

“Saya sudah lakukan prokes ini dari awal pandemi sampe sekarang udah jadi kebiasaan baru, jadi lebih enak dan lebih nyaman aja, pas pulang ngajar, sebelum peluk anak-anak, pasti saya ganti baju dan cuci tangan dulu, jadi kan aman”, ujar Imul dengan wajah ceria.

 

Selain Imul, ada 5 orang guru lainnya, mereka semua menjalankan prokes dengan ikhlas dan bukan karena kewajiban tapi sudah menjadi kebutuhan.

 

“Sengaja kami buat gentong cuci tangan sebesar itu, biar semua rutin cuci tangan, trus persediaan masker juga banyak di kantor, soalnya banyak yang ngasih masker sama kami”, ungkap pengajar anak kelas 1 ini.

 

Selama masa pandemi, proses belajar dipersingkat waktunya, hanya 3 jam waktu belajarnya. Semua dilakukan agar tidak terjadi penularan virus covid-19, dan jika ada anak murid yang sakit, maka tidak diizinkan masuk sekolah sampai kondisinya benar-benar sehat.

 

“Jam belajar mulai jam 8 pagi sampai jam 11 udah pulang, lebih banyak kita kasih tugas aja, kalo lama-lama disekolah nanti ga bagus juga”, kata wanita dengan perawakan mungil ini.

 

Selain menjalankan prokes, para guru di sekolah ini semuanya sudah melakukan vaksin covid-19 sesuai anjuran dari pemerintah, dan semua telah dilakukan sampai dosis kedua secara bersamaan.

 

“Waktu itu ada program vaksin di Kantor Walikota, jadi kami semua guru divaksin sama-sama, Alhamdulilah udah dosis 2 lengkap”, kata Imul sambil membuka aplikasi PeduliLindungi di ponsel genggam miliknya.

 

Dengan adanya kondisi pandemi covid-19 ini, kita dapat mengambil hikmah yang baik, yaitu menerapkan pola hidup sehat karena selalu menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan sekitar, juga menjaga kesehatan dengan pola makan yang baik dan menjaga sistem imun tubuh kita dengan melakukan vaksin.

 

“Hikmah yang luar biasa dari pandemi ini, hidup lebih sehat dan juga lebih bahagia tentunya”, tutup imul sambil tersenyum manis.

 

Selalu menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksin covid-19 adalah cara terbaik untuk menumpas covid-19 dan mengakhiri pandemi ini. Hingga kita bisa hidup dengan normal dan nyaman. (jun)