Syarat Penerbangan, Swab Antigen di NTB Maksimal Rp 275 Ribu

 

JAKARTA-Direktorat Jenderal Pelayanan Masyarakat menetapkan batasan tarif tertinggi pemeriksaan Rapid Test Antigen sebesar Rp 250.000 untuk Pulau Jawa. Sementara untuk NTB yang berada di luar Jawa, maksimal biayanya adalah Rp 275.000.

 

Ketetapan harga tersebut tertuang dalam Surat Edaran No HK.02.02/I/4611/2020 yang dikeluarkan kemarin (18/12). Seluruh fasilitas kesehatan yang menyediakan tes swab antigen ini diminta mematuhi batasan harga tersebut.

 

“Penetapan batasan tarif tertinggi ini sebagai bentuk kepastian terhadap disparitas harga,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya.

 

Rapid Test Antigen sendiri merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya materi genetik atau protein spesifik dari virus SARS CoV-2. Tes Antigen dilakukan pada saat akan melakukan aktivitas perjalanan orang dalam negeri dengan masa berlaku selama 14 hari.

Menurut Azhar, penetapan biaya rapid test antigen melalui pembahasan bersama antara Kementerian Kesehatan dengan BPKP berdasarkan hasil survey dan analisa pada fasilitas pelayanan kesehatan.

 

Deputi Pengawan Bidang Kemanan dan Pertahanan BPKP Faisal menyebutkan bahwa penetapan batas tarif tertinggi Rapid Tes Antigen  sesuai dengan komponen dan bisnis. Yang dihitung mulai dari pengambilan sampel, proses pengolahan sampel hingga pengelolaan limbah medis. Selain itu, turut diperhitungkan sumberdaya manusia yang terlibat dan biaya administrasi.

 

“Selama 2 hari ini kita telah menghitung struktur biaya dengan mempertimbangkan bisnis proses dari Rapid Tes Antigen-Swab,” kata Faisal.

 

Sementara itu, hingga kemarin, meski Pemprov DKI Jakarta menerapkan syarat khusus bagi pelancong yang datang. Namun operator transportasi tetap berkiblat pada aturan lama.

 

“Bagi calon penumpang yang belum memiliki rapid antigen masih tetap diperbolehkan,” suara perempuan melalui pengeras suara di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta kemarin (18/12). Antrean cukup panjang di bagian pemeriksaan medis. Yang antre adalah calon penumpang pesawat.

 

Denny Suryo yang akan ke Jogja memilih melakukan rapid di bandara. Menurutnya lebih efektif dan sekali jalan. “Saya sampai sini (Bandara Soekarno Hatta, Red) empat jam sebelum keberangkatan,” ucapnya.

 

Selain merasa lebih efektif, dia ingin memastikan terkait syarat rapid antigen. Seandainya syarat rapid antigen digunakan maka dia akan melakukan rapid tersebut.

 

VP Of Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano menyatakan bahwa untuk penumpang yang datang dan tujuannya Jakarta maka disediakan tempat rapid test antigen di Bandara Soekarno Hatta. Syarat mereka yang datang ke Jakarta harus memiliki surat keterangan rapid antigen itu sesuai denhan Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 64 Tahun 2020.

 

“Namun ketentuan di dalam SE Kemenkes RI No HK.02.01/MENKES/382/2020 yang mengatur bahwa calon penumpang pesawat sebelum keberangkatan harus menunjukkan surat hasil PCR, rapid test antibody atau antigen yang berlaku maksimal 14 hari sejak diterbitkan masih diberlakukan,” ujarny kemarin.

 

Tidak berbeda dengan bandara Soetta, rapid tes antigen juga belum diberlakukan di stasiun KA. Pantauan koran ini di Stasiun Pasar Senen Jakarta kemarin, loket rapid tes masih menyediakan tes serologi yang berbasis darah. Bukan rapid tes antigen yang berbasis cairan saluran pernafasan.

 

Salah seorang calon penumpang KA, Mutiara Syamsia, menjelaskan bahwa dia sejak awal sudah lebih dulu melakukan rapid tes serologi sebelum kebijakan Pemprov DKI Jakarta keluar. Karena itu, dia sengaja datang lebih awal dari jadwal keberangkatannya untuk mencari informasi. Bahkan, dia sudah bersiap untuk rapid tes ulang. ’’Tapi setelah tanya di bagian informasi tadi masih bisa pakai rapid tes biasa,’’ ujar perempuan yang mengatakan hendak bepergian ke Surabaya itu.

 

Meskipun demikian, dia akan bersiap-siap untuk rapid tes ulang saat hendak Kembali ke Jakarta. ’’Kalau misalnya harus antigen ya antigen dari Surabaya nanti,’’ lanjutnya. Mengingat, dia akan Kembali lagi ke Jakarta pada 2 Januari mendatang.

 

Penumpang lainnya, Mustangin Arif, juga menyampaikan hal senada. Dia dan istrinya dijadwalkan hari ini berangkat ke Cilacap dari Stasiun Pasar Senen. Kemarin, keduanya mengantre untuk rapid tes serologi karena masih diberlakukan. ’’Antisipasi saja kalau misalnya ma uke Jakarta lagi mau nggak mau harus rapid antigen dulu,’’ terang warga Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, itu. (red/11)

 

 

 

 

 

 

 

Share
x

Check Also

Mendagri Tunjuk Tedjowulan Pimpin Karaton Surakarta Sementara Usai Wafatnya Paku Buwono XIII

Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat resmi mengalami kekosongan kepemimpinan setelah wafatnya Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan (ISKS) ...

Update Harga Emas Pegadaian 5 November 2025

Harga emas Pegadaian pada Rabu, 5 November 2025, tercatat stabil dibanding hari sebelumnya. Berdasarkan data resmi ...

Waspada! Begini Cara Aman Pakai Kompor Gas di Rumah

Penggunaan tabung gas LPG menjadi bagian penting dari aktivitas rumah tangga sehari-hari. Namun, kelalaian kecil ...