MATARAMPOS.COM – COVID-19 ini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Sebagai upaya menekan penularan Covid-19 dan memudahkan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) mendeteksi dirinya apakah berpotensi terhadap penularan Covid-19, BPJS Kesehatan baru–baru ini meluncurkan skrining mandiri Covid-19 pada aplikasi Mobile JKN.
Penambahan fitur skrining mandiri Covid-19 disinyalir dapat mencegah penularan Covid-19 karena peserta bisa langsung melihat hasil dari skrining Covid-19 apakah berpotensi rendah atau tinggi terhadap penularan Covid-19. Skrining Covid-19 ini dapat diakses secara cuma–cuma oleh peserta JKN-KIS yang telah mengunduh Aplikasi Mobile JKN melalui fitur skrining mandiri Covid-19 tanpa harus keluar rumah.
Fitur Skrining mandiri Covid-19 pada mobile JKN ini dirasakan oleh salah satu peserta JKN-KIS, dialah Marzuki Diono seorang peserta JKN-KIS dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) yang telah mengunduh aplikasi Mobile JKN sejak tahun 2017 lalu. Marzuki sapaannya mengaku merasakan manfaat dari Skrining Covid-19..
“Saya sudah lama mengunduh aplikasi Mobile JKN sejak tahun 2017, banyak manfaat yang saya rasakan menggunakan aplikasi Mobile JKN diantaranya bisa merubah faskes dan bisa menampilkan kartu digital saya dan keluarga.
Saya baru tahu ada fitur skrining Covid-19 sehingga langsung saya coba. Wow keren sekali dengan fitur ini saya bisa tahu apakah saya berpotensi terkena Covid-19 atau tidak. Apalagi di media, banyak yang sudah terkonfirmasi pasien Covid-19 semakin bertambah di lingkungan tempat tinggal saya,” ujar Marzuki.
Di dalam fitur skrining Covid-19 yang terdapat dalam aplikasi Mobile JKN ini, peserta disuguhkan dengan beberapa pertanyaan yang harus dijawab dengan jujur oleh peserta yang akan melaksanakan skrining mandiri Covid–19 kemudian di akhir skrining, aplikasi Mobile JKN akan menampilkan hasil skrining apakah peserta berpotensi rendah atau tinggi terhadap penularan virus ini. “Keren ya Aplikasi Mobile JKN ini, dengan mengisi beberapa pertanyaan kita bisa tahu apakah kita berpotensi rendah atau tinggi terhadap penularan Covid-19,” cerita Marzuki.