MATARAMPOS.COM – Elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon presiden (capres) meningkat pesat dalam survei yang dilakukan Indonesia Elections & Strategic (IndEX) Research. Elektabilitasnya naik dari 2,8 persen pada Februari 2020 lalu menjadi 7 persen pada Maret 2021.
Peneliti dari IndEX Research Hendri Kurniawan mengatakan terdongkraknya elektabilitas AHY dikarenakan kisruh yang menerpa Partai Demokrat (PD). Isu penggulingan AHY dan posisinya sebagai pihak yang diserang mendulang simpati dari publik.
“Kisruh kemarin yang menerpa Demokrat, memengaruhi elektabilitas AHY, dalam tanda kutip (pihak) yang dizolimi. Kemudian diangkat juga persoalan Demokrat itu, ya publik menyorot ke AHY, popularitas dan elektabilitas otomatis terderek, apalagi posisisnya dalam tanda kutip terzolimi,” kata Hendri dikutip dari detikcom, Senin (15/3/2021).
Dilihat dari tren elektabilitas tokoh dari Februari 2020-Maret 2021, sedianya elektabilitas mengalami penurunan pada pertengahan tahun 2020. Namun, elektabilitasnya cenderung meningkat memasuki awal tahun 2021.
Berkat hal itu lah, AHY menduduki posisi empat besar setelah Prabowo Subianto (20,4%), Ridwan Kamil (14,1%) dan Ganjar Pranowo (13,5%). Sementara di posisi kelima ditempati Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dengan 6,8%.
Jokowi Diminta Ambil Langkah Agar Muslim Indonesia Bisa Tunaikan Haji Tahun Ini
Hal sebaliknya, kata Hendri, elektabilitas Moeldoko sebagai pihak yang mengkudeta Demokrat hanya meraih elektabilitas di bawah 1%, yakni 0,4%.
“Memang elektabilitas masih kalah dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain yang basicnya pejabat di pemerintah seperti RK, Ganjar dan Anies. Mereka relatif disorot publik karena posisinya sebagai pejabat publik, baik di media sosial, media online, maupun di media cetak karena kebijakannya dari daerah masing-masing. AHY di Pilkada Jakarat dan Pilpres, relatif Demokrat tidak terlalu banyak gerakan,” katanya.
Hendri mengatakan, survei yang dilakukan IndEX mengambil sampel 1.200 responden yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan masa pengambilan data pada 25 Februari-5 Maret 2021.(mg1)