JAKARTA – Menjelang proses spin-off menjadi Bank Umum Syariah (BUS), BTN Syariah semakin gencar memperluas jejaring kerja sama internasional.
Terbaru, unit usaha syariah dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ini menjajaki kemitraan strategis dengan Islamic Development Bank (IsDB) untuk menghadirkan skema pembiayaan perumahan yang inovatif dan berkelanjutan.
Pertemuan antara BTN, IsDB, dan pemerintah Indonesia berlangsung di sela-sela Annual Meeting IsDB 2025 yang digelar di Aljir, Aljazair.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Keuangan dan Strategi BTN, Nofry Rony Poetra, bersama Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah serta Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Irmansyah.
Mereka bertemu langsung dengan Presiden IsDB Group, Muhammad Sulaiman Al Jasser.
Nofry menjelaskan, BTN memiliki berbagai skema pembiayaan syariah yang dapat disinergikan dengan dukungan pendanaan dan teknis dari IsDB, termasuk kemungkinan pelaksanaan proyek percontohan di beberapa wilayah prioritas.
“BTN Syariah menyediakan akad-akad syariah seperti Musyarakah Mutanaqisah, Murabahah, dan Istishna yang memungkinkan masyarakat memperoleh rumah impian dengan angsuran tetap dan terjangkau,” jelasnya.
Di kesempatan yang sama, Wamen PKP Fahri Hamzah menekankan pentingnya dukungan internasional dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan perumahan nasional, khususnya bagi segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Ia menyebut peran IsDB sangat strategis dalam menyediakan solusi pembiayaan yang inklusif dan berkelanjutan.
Presiden IsDB Group menyambut baik inisiatif Indonesia dan menyatakan ketertarikannya untuk mengeksplorasi lebih lanjut model pembiayaan perumahan yang sedang dikembangkan, khususnya yang melibatkan kolaborasi antar-lembaga seperti BTN dan BPKH.
Selain berdiskusi dengan IsDB, BTN juga menjalin komunikasi dengan lembaga di bawah naungan IsDB lainnya, yaitu Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) dan Islamic Corporation for the Insurance of Investment and Export Credit (ICIEC). Diskusi difokuskan pada potensi kerja sama pembiayaan dan dukungan likuiditas untuk memperkuat program pembiayaan perumahan nasional.
“Dengan adanya potensi dukungan dari ICD dan ICIEC, BTN Syariah dapat memperluas akses pendanaan, termasuk melalui penerbitan sukuk global atau sekuritisasi aset syariah,” ujar Nofry.
Menurutnya, dukungan likuiditas berkelanjutan sangat penting untuk menjawab tantangan pembiayaan dalam skala besar.
Nofry juga menegaskan bahwa BTN Syariah tengah bersiap untuk menjadi entitas mandiri sebagai Bank Umum Syariah (BUS) setelah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebagaimana amanat Undang-Undang P2SK Nomor 4 Tahun 2023 dan POJK Nomor 12 Tahun 2023. Dengan status baru ini, BTN Syariah diharapkan dapat memperluas kapasitas pendanaan dan penyaluran pembiayaan berbasis syariah.
“BTN Syariah akan menjadi kekuatan baru di industri perbankan syariah nasional, dengan rekam jejak panjang dalam pembiayaan perumahan dan ekosistem syariah yang telah terbentuk,” ujarnya.
Selama dua dekade terakhir, BTN Syariah mencatat pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) sebesar 21,31%. Hingga kuartal I-2025, total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp46,3 triliun, naik 18,2% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Capaian ini menjadi bukti kontribusi nyata BTN Syariah dalam mendukung akses perumahan layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.***