Rupiah Melemah ke Rp16.213 per Dolar AS, Ini Penyebabnya

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan Senin pagi, 30 Juni 2025. Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.05 WIB, rupiah tercatat turun 19 poin atau 0,12% ke level Rp16.213 per dolar AS di pasar spot.

Pelemahan ini terjadi di tengah meningkatnya optimisme pasar terhadap kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya, yang turut mendorong spekulasi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).

Sementara itu, indeks dolar AS juga mengalami tekanan, turun 0,21 poin menjadi 97,19. Tekanan terhadap greenback terjadi setelah dolar AS terpuruk mendekati level terendah dalam hampir empat tahun terhadap euro. Dolar juga melemah terhadap poundsterling dan franc Swiss, bahkan mencetak posisi terendah dalam lebih dari satu dekade terhadap franc.

Pelemahan dolar AS diperparah oleh pernyataan dovish dari Ketua The Fed, Jerome Powell, yang dalam testimoninya di Kongres AS pekan lalu mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga jika inflasi tak menunjukkan kenaikan signifikan selama musim panas. Hal ini membuat pasar semakin yakin bahwa penurunan suku bunga akan dilakukan dalam waktu dekat.

Menurut data CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September melonjak drastis menjadi 92,4%, naik dari sekitar 70% pekan sebelumnya. Meskipun The Fed baru akan menggelar rapat pada Juli dan tidak memiliki pertemuan pada Agustus, pasar mulai berspekulasi bahwa langkah tersebut tinggal menunggu waktu.

Di sisi lain, pernyataan Presiden AS Donald Trump yang secara tiba-tiba menghentikan pembicaraan dagang dengan Kanada membuat pasar kembali waspada. Meskipun begitu, sentimen positif atas kemajuan kesepakatan tarif antara AS dan Tiongkok tetap mendominasi pasar global.

Kepala Riset Pepperstone Chris Weston, menilai bahwa pasar kini melihat pemangkasan suku bunga sebagai hal yang hampir pasti. Ia juga menambahkan bahwa laporan ketenagakerjaan AS yang dijadwalkan rilis pada Jumat mendatang akan menjadi indikator penting untuk arah kebijakan moneter selanjutnya.

Sebelumnya, pada perdagangan Kamis (26/6), rupiah sempat menguat signifikan sebesar 91 poin (0,56%) ke posisi Rp16.209 per dolar AS. Namun, dinamika global dan spekulasi kebijakan moneter AS kembali menekan nilai tukar rupiah di awal pekan ini.

— Bloomberg

Share
x

Check Also

BTN Jakim 2025 Sukses Digelar, Lautan Manusia Penuhi Jalan Sudirman Thamrin

JAKARTA – Sebanyak 31.000 ribu pelari memenuhi kawasan Jalan Sudirman-Thamrin untuk mengikuti ajang BTN Jakarta International ...

Dua Aktivis Afrika Timur Akan Gugat Pemerintah Tanzania atas Penyiksaan dan Penahanan Ilegal

Dua aktivis hak asasi manusia dari Afrika Timur, Boniface Mwangi (Kenya) dan Agather Atuhaire (Uganda), ...

Buah Kecil Berkhasiat Besar, Ini Manfaat Ciplukan untuk Kesehatan

Meski ukurannya kecil dan kerap dianggap tanaman liar, buah ciplukan menyimpan segudang manfaat untuk kesehatan. ...