MATARAMPOS – Grand Inn Hotel yang menjadi lokasi isolasi terpadu di Kota Mataram sampai dengan Rabu (25/8) masih kosong. Banyaknya masyarakat yang lebih memilih menjalani isolasi secara mandiri menjadi penyebab penyediaan tempat isolasi terpadu tersebut belum maksimal.
Tempat isolasi terpadu bagi pasien Covid-19 yang disediakan Pemkot Mataram belum berfungsi maksimal. Pasalnya, Hotel Grand Inn di Kelurahan Tanjung Karang Permai yang dipilih sebagai lokasi isolasi terpadu sampai saat ini masih belum terisi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram sekaligus Sekretaris Satgas Covid-19 Kota Mataram, Mahfuddin Noor menyebut pemanfaatan tempat isolasi terpadu yang masih minim sebagian besar disebabkan banyaknya masyarakat yang memilih menjalani isolasi secara mandiri (isoman) di rumah masing-masing. Terutama masyarakat yang telah melalui asesmen petugas kesehatan dan dinyatakan layak menjalani isoman.
“Jadi mereka lebih nyaman melaksanakan isolasi di rumah. Di Grand Inn memang kita siapkan bagi masyarakat yang tidak memenuhi syarat atau asesmen untuk isoman. Karena itu belum terisi, tapi yang penting tempat isolasi terpusat sudah kita siapkan bagi masyarakat yang butuh difasilitasi,” ujarnya, Rabu, 25 Agustus 2021.
Menurutnya, sampai dengan hari ini baru ada tiga orang pasien yang dijadwalkan mengisi tempat isolasi terpadu tersebut. Di mana masing-masing pasien dinyatakan tidak memenuhi syarat menjalani isolasi mandiri di rumah setelah melalui asesmen dari Puskesmas.
Di sisi lain, Mahfuddin menyebut layanan yang disiapkan pemerintah di tempat isolasi terpadu telah cukup lengkap. Selain menyediakan 50 kamar dengan standar hotel, 17 orang petugas hotel juga telah dilatih untuk melakukan penanganan dan pengawasan terhadap pasien yang menjalani isolasi.
“Kita sudah siapkan semua perlengkapannya. Mulai dari APD (alat pelindung diri), hand sanitizer, masker, sarung tangan dan desinfektan untuk kebutuhan desinfeksi rutin. Ada juga nakes yang siaga di sana, bersama penjagaan dari TNI-Polri, Satpol PP dan petugas BPBD,” jelasnya.
Dengan lokasi isolasi terpadu yang nyaman, pihaknya berharap masyarakat yang terkonfirmasi positif dapat dengan sukarela menjalani isolasi terpadu di tempat terpadu. Hal tersebut sekaligus ditujukan untuk memastikan penanganan pasien berjalan baik dan menekan potensi penambahan kasus di masing-masing lingkungan.
“Pasien yang kita arahkan untuk isolasi terpadu juga adalah pasien yang terkonfirmasi positif tapi gejalanya ringan sampai tanpa gejala. Kalau gejala sedang – ringan harus dirawat di rumah sakit atau rumah sakit darurat yang juga sudah disiapkan. Kecuali itu, terutama sekali ini untuk masyarakat yang tidak memenuhi syarat isolasi mandiri di rumah,” ujar Mahfuddin. (b19)